Israel Bom Gaza di Malam Natal, Tewaskan 78 Warga Palestina

Apa kabar, para pembaca? Sepertinya malam Natal tahun ini akan sulit dilupakan bagi warga Palestina di Gaza. Kau mungkin sudah mendengar berita bahwa Israel melakukan serangan udara yang mematikan ke Gaza pada malam Natal, tepatnya pada tanggal 24 Desember 2023. Menurut pejabat kesehatan Palestina, serangan Israel sejak Minggu malam telah menewaskan setidaknya 78 orang di Gaza. Dilaporkan oleh ANTARA, serangan yang dimulai beberapa jam sebelum tengah malam itu berlanjut hingga Senin, yang bertepatan dengan perayaan Natal. Warga Palestina dan media mengatakan Israel meningkatkan serangan udara dan darat di al-Bureij di Gaza Tengah.

Serangan Udara Israel Di Malam Natal, 78 Orang Tewas

Pemboman Israel di Malam Natal, 78 Tewas

Malam Natal tahun ini mungkin jadi malam paling mengerikan yang pernah dialami warga Gaza. Serangan udara Israel sejak malam Minggu (24/12/2023) telah merenggut nyawa setidaknya 78 orang di Gaza, menurut petugas kesehatan Palestina.

Serangan yang dimulai beberapa jam sebelum tengah malam itu berlanjut hingga Senin (25/12/2023) yang bertepatan dengan perayaan Natal. Warga Palestina dan media mengatakan Israel meningkatkan serangan udara dan darat di al-Bureij di Gaza Tengah.

Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qidra, lebih dari 70 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan Maghazi di Gaza Tengah. Dia mengatakan banyak korban yang tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Warga pakong188 yang tinggal di kamp pengungsi Gaza Tengah mengatakan mereka mengalami salah satu malam terburuk sejak perang dimulai.

Jet dan tank Israel meluncurkan puluhan serangan udara terhadap rumah dan jalan di al-Bureij dan daerah sekitarnya al-Nusseirat dan al-Maghazi.

Beberapa warga meminta melalui media sosial agar masyarakat memberikan tempat berlindung bagi mereka yang kehilangan rumah setelah meninggalkan rumah di Bureij.

“Ada 60 orang di rumah saya, dan orang yang datang ke rumah saya percaya Gaza Tengah aman. Sekarang kami mencari tempat untuk pergi,” kata Odeh, seorang pengungsi.

Pengeboman Dimulai Beberapa Jam Sebelum Tengah Malam

Jika Anda berada di Gaza pada malam itu, Anda pasti akan merasakan ketakutan luar biasa. Serangan udara Israel dimulai beberapa jam sebelum tengah malam dan berlanjut hingga Senin pagi, tepat pada perayaan Hari Natal. Warga Palestina dan media mengatakan Israel meningkatkan serangan udara dan darat di al-Bureij di Gaza Tengah.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qidra, lebih dari 70 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan Maghazi di Gaza Tengah. Dia mengatakan banyak korban adalah wanita dan anak-anak.

Warga yang tinggal di kamp pengungsi Gaza Tengah mengatakan mereka mengalami salah satu malam terburuk sejak perang dimulai.

Jet tempur dan tank Israel meluncurkan puluhan serangan udara terhadap rumah dan jalan di al-Bureij dan daerah sekitarnya al-Nusseirat dan al-Maghazi.

Beberapa warga memohon di media sosial agar masyarakat menyediakan tempat berlindung bagi mereka yang kehilangan rumah setelah meninggalkan rumah mereka di Bureij.

“Ada 60 orang di rumah saya, dan orang-orang yang datang ke rumah saya percaya bahwa Gaza Tengah aman. Sekarang kami mencari tempat untuk pergi,” kata Odeh, seorang pengungsi.

Serangan brutal ini jelas melanggar hukum internasional. Tidak ada tempat yang aman di Gaza saat ini. Doakan semoga perdamaian segera ditegakkan.

Kebanyakan Korban Adalah Perempuan Dan Anak-Anak

Korban-korban yang berjatuhan akibat serangan udara Israel ke Gaza sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qidra, lebih dari 70 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan Maghazi di Gaza Tengah. Dia mengatakan banyak korban adalah wanita dan anak-anak.

Para penghuni kamp pengungsi di Gaza Tengah mengatakan mereka mengalami salah satu malam terburuk sejak perang dimulai. Pesawat jet dan tank Israel meluncurkan puluhan serangan udara terhadap rumah dan jalan di al-Bureij dan daerah sekitarnya al-Nusseirat dan al-Maghazi.

Beberapa penduduk memohon di media sosial agar masyarakat menyediakan tempat berlindung bagi mereka yang menjadi tunawisma setelah meninggalkan rumah mereka di Bureij.

“Ada 60 orang di rumah saya, dan orang-orang yang datang ke rumah saya percaya bahwa Gaza Tengah aman. Sekarang kami mencari tempat untuk pergi,” kata Odeh, seorang pengungsi.

Serangan udara dan darat Israel yang dimulai beberapa jam sebelum tengah malam berlanjut hingga Senin (25/12/2023), yang bertepatan dengan perayaan Natal. Penduduk Palestina dan media mengatakan Israel meningkatkan serangan udara dan darat di al-Bureij di Gaza Tengah.

Menurut juru bicara Kesehatan Ashraf Al-Qidra, lebih dari 70 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan Maghazi di Gaza Tengah. Dia mengatakan banyak korban adalah wanita dan anak-anak.

Warga Gaza Pusat Mengalami Malam Terburuk

Para penduduk pengungsi di Gaza Tengah mengaku mengalami malam terburuk sejak perang dimulai.

Jet dan tank Israel meluncurkan puluhan serangan udara terhadap rumah dan jalan di al-Bureij dan daerah sekitarnya al-Nusseirat dan al-Maghazi.

Beberapa penduduk memohon di media sosial agar masyarakat menyediakan tempat berlindung bagi mereka yang menjadi tunawisma setelah meninggalkan rumah mereka di Bureij.

“Ada 60 orang di rumah saya, dan orang-orang yang datang ke rumah saya percaya bahwa Gaza Tengah aman. Sekarang kami mencari tempat untuk pergi,” kata Odeh, seorang pengungsi.

Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qidra, lebih dari 70 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan Maghazi di Gaza Tengah. Dia mengatakan banyak korban adalah wanita dan anak-anak.

Para penduduk yang tinggal di kamp-kamp pengungsi Gaza Tengah mengatakan mereka mengalami salah satu malam terburuk sejak perang dimulai.

Serangan yang dimulai beberapa jam sebelum tengah malam berlanjut hingga Senin (25/12/2023), yang bertepatan dengan perayaan Natal. Penduduk Palestina dan media mengatakan Israel meningkatkan serangan udara dan darat di al-Bureij di Gaza Tengah.

Menurut ANTARA, serangan Israel sejak Minggu (24/12/2023) malam telah menewaskan setidaknya 78 orang di Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Pengungsi Kesulitan Menampung Korban Yang Kehilangan Rumah

Para pengungsi di Gaza tengah berjuang untuk menampung para korban yang kehilangan rumah mereka akibat serangan udara Israel sejak Minggu malam. Kau mungkin mendengar tentang serangan udara ini di berita, yang telah menewaskan setidaknya 78 orang di Gaza menurut pejabat kesehatan Palestina.

Serangan yang dimulai beberapa jam sebelum tengah malam itu berlanjut hingga Senin, yang bertepatan dengan perayaan Natal. Warga Palestina dan media mengatakan Israel meningkatkan serangan udara dan darat di al-Bureij di Gaza Tengah.

Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qidra, lebih dari 70 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan Maghazi di Gaza Tengah. Dia mengatakan banyak korban adalah wanita dan anak-anak.

Warga yang tinggal di kamp pengungsi Gaza Tengah mengatakan mereka mengalami salah satu malam terburuk sejak perang dimulai.

Jet dan tank Israel meluncurkan puluhan serangan udara terhadap rumah dan jalan di al-Bureij dan daerah sekitarnya al-Nusseirat dan al-Maghazi.

Beberapa warga meminta di media sosial agar masyarakat menyediakan tempat berlindung bagi mereka yang menjadi tunawisma setelah meninggalkan rumah mereka di Bureij.

“Ada 60 orang di rumah saya, dan orang-orang yang datang ke rumah saya percaya Gaza Tengah aman. Sekarang kami mencari tempat untuk pergi,” kata Odeh, seorang pengungsi.

Conclusion

Jadi, kembali kepada kita semua. Apakah kita akan diam saja menyaksikan pembunuhan warga sipil dan kehancuran rumah mereka di Gaza? Atau apakah kita akan mengambil tindakan dengan mendesak pemimpin kita untuk menghentikan bantuan militer ke Israel sampai mereka setuju untuk berhenti menyerang warga sipil Palestina yang tak berdosa? Kita semua manusia dan kita harus melindungi martabat setiap orang. Mari kita berdiri bersama saudara-saudara kita di Gaza dan Palestina. Hanya dengan solidaritas dan aksi kolektif kita dapat menciptakan perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah.